News

Jumat, 11 November 2011

Indonesia Ditengah Perbincangan DUNIA





Jakarta - Indonesia selalu memposisikan diri sebagai negara yang ada disetiap pembahasan mengenai masa depan perekonomian dunia yang diwarnai oleh krisis-krisis mini, seperti krisis utang di Eropa saat ini. Itu dimungkinkan karena selain aktif pada kerjasama ekonomi Asia Pasifik (APEC), ASEAN, dan ASEAN Plus Three, Indonesia juga menjadi perwakilan ASEAN dalam kelompok negara-negara G-20.

"Selalu saja dalam ASEAN, ASEAN Plus, APEC, dan dalam G20, selalu saja masalah masa depan ekonomi dunia yang dibicarakan. Selain itu juga dibahas isu mengenai keberlangsungan perekonomian dan mengatasi ketidakseimbangan kekuatan ekonomi dunia. Atas dasar itu, dibahas secara detail cara mengatasi utang luar negeri yang tinggi, dan bagaimana mengatasi krisis-krisis. Itu selalu menjadi isu hangat," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta belum lama ini.

Adapun dalam menghadapi krisis keuangan dan perekonomian global, Hatta menegaskan kembali bahwa sepuluh aksi yang digunakan pemerintah pada saat menghadapi krisis keuangan tahun 2008, masih relevan dipakai saat ini. Sepuluh tindakan itu merupakan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 Oktober 2008.

Adapun kesepuluh instruksi Presiden terkait penanganan krisis tahun 2008 adalah pertama, terus memupuk rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjagar kepercayaan masyarakat. Kedua, pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain dengan terus mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.

Ketiga, optimalkan APBN untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan social safety net (jaring pengaman masyarakat) dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM. Keempat, kalangan dunia usaha diminta tetap mendorong sektor riil agar dapat bergerak.

Kelima, semua pihak agar lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan mengembangkan pasar di negara-negara tetangga di kawasan Asia yang tidak secara langsung terkena pengaruh krisis keuangan AS. Keenam, galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat.

Ketujuh, perkuatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia perbankan serta sektor swasta. Kedelapan, semua kalangan diminta menghindari sikap ego sentris dan memandang remeh masalah yang dihadapi. Hilangkan budaya ego sentris dan juga kebiasaan 'bussines as ussual'.

Kesembilan, berkait dengan tahun politik pada 2009, semua pihak diminta memiliki pandangan politik nonpartisan serta mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan maupun pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik. Sepuluh, semua pihak diminta melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat.

"Indonesia sudah belajar mengalami krisis, Itulah makanya kami menjaga momentum pertumbuhan kita. Kami juga menjaga ekspor. Jika ekspor terganggu, kami akan menjaga mesin-mesin produksi agar tetap beroperasi, tidak mengurangi tenaga kerja. Sekaligus meningkatkan pasar di dalam negeri, sebab pangsa pasar dalam negeri kita kuat," tutur Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

sumber : www.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money